Bila Mau Juara Piala Uber, 3 PR Ini Wajib Diberesi PBSI
Telah lama, team Putri Indonesia belum pernah lagi juara Piala Uber. Serta, tidak cuma lama, tetapi sangat lama.
Pikirkan, terakhir kali team putri Indonesia dapat juara di kejuaraan bulu tangkis beregu putri paling berprestise di dunia ini berlangsung pada 1996 yang lalu. Ya, telah berlalu 24 tahun, saat Susy Susanti dkk menaklukkan team China 4-1 di final yang dimainkan di Queen Elizabeth Fase di Hongkong.
Berarti, beberapa badminton lovers yang baru lahir pada tahun 2000-an, belum pernah merasai begitu membanggakannya lihat team putri Indonesia dapat jadi juara Piala Uber.
Kemudian, dalam 11 edisi Piala Uber selanjutnya, team putri Indonesia tidak sempat lagi dapat juara. Pernah 2x tampil di final edisi Piala Uber 1998 serta 2008, tapi tetap kalah dari team putri China.
Serta memang, sesudah tahun 1996 itu, team putri China tetap memimpin Piala Uber dengan 9 kali juara. Sekali Korsel membuat interval dengan juara pada tahun 2010. Lalu, team putri Jepang pada akhirnya juara untuk pertama kali pada penyelenggaraan paling akhir pada tahun 2018 kemarin.
Tentunya, team Piala Uber Indonesia tidak mau puasa gelar makin panjang. Siapa sich yang tidak mau juara. Nah, mumpung tahun ini Piala Uber kembali lagi diadakan, team putri Indonesia punyai peluang untuk kembali lagi juara. Dapatkah?
Berat. Karena, lawan-lawan yang ditemui memang berat. Ada juara bertahan Jepang. Lalu Thailand sebagai finalis Piala Uber 2018. Lalu China serta Korea Selatan. Semua kompetitor berat.
Karena itu, team putri Indonesia "cuma" difavoritkan di tempat ke-5 di Piala Uber 2020 yang akan diadakan di Aarhus, Denmark pada 3-11 Oktober kedepan.
Toh, meskipun favorit ke-5, tetapi masih bisa juara kan?
Ya, walau berat, tapi team putri Indonesia masih punyai kesempatan untuk juara. Serta, kesempatan juara Greysia Polii serta teman-teman akan makin besar seandainya Persatuan Bulu tangkis Semua Indonesia (PBSI) sebagai induk olahraga bulu tangkis di tanah air, dapat menyelesaikan tiga pekerjaan rumah (PR) di team putri kita.
Jika tiga PR yang sejauh ini sering jadi 'kelemahan' team Indonesia itu bisa ditangani, kita bisa punya mimpi team putri Indonesia dapat juara Piala Uber seperti team 1996 yang lalu. Apa sajakah?